IDBanten.comIDBanten.com
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kabupaten Tangerang
    • Kota Tangerang
    • Kota Tangerang Selatan
  • Banten
    • Kabupaten Serang
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Kota Serang
    • Cilegon
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Keagamaan
  • Gaya Hidup
  • Travel
Font ResizerAa
Font ResizerAa
IDBanten.comIDBanten.com
  • Home
  • Kab. Tangerang
  • Kota Tangerang
  • Tangerang Selatan
  • Kab. Serang
  • Kota Serang
  • Cilegon
  • Lebak
  • Pandeglang
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Keagamaan
  • Gaya Hidup
  • Travel
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Follow US
© 2024 IDBanten.com. All Rights Reserved.
IDBanten.com > Bisnis > Harga Minyak Merosot ke Level Terendah Tahun Ini, Tren Bearish Masih Kuat
Bisnis

Harga Minyak Merosot ke Level Terendah Tahun Ini, Tren Bearish Masih Kuat

Redaksi 30 Januari 2025
Share
3 Min Read
SHARE

Harga minyak mentah mengalami penurunan tajam pada perdagangan Rabu (29/1), dengan minyak mentah berjangka AS (WTI) turun $1,15 atau 1,6% ke level $72,62 per barel. Ini menjadi harga penyelesaian terendah sepanjang tahun ini, setelah data stok minyak mentah AS menunjukkan peningkatan lebih besar dari perkiraan, yang memberikan tekanan tambahan pada harga.

Berdasarkan analisis teknikal dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini mengonfirmasi tren bearish masih dominan pada WTI. Tekanan jual yang kuat dapat membawa harga minyak turun lebih dalam, dengan potensi mencapai level $71. Namun, jika terjadi rebound, harga WTI diperkirakan dapat mengalami kenaikan hingga ke level $75 sebagai target terdekatnya.

Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga minyak hari ini adalah kenaikan stok minyak mentah di AS sebesar 3,46 juta barel minggu lalu. Peningkatan ini terjadi karena merosotnya aktivitas penyulingan untuk minggu ketiga berturut-turut, seperti yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA). Lonjakan stok ini menandakan berkurangnya permintaan minyak mentah, yang berkontribusi pada pelemahan harga.

Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor yang memicu volatilitas pasar minyak. Gedung Putih pada hari Selasa kembali menegaskan rencana Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Langkah ini berpotensi meningkatkan ketidakpastian perdagangan dan memperlambat permintaan minyak global. Analis UBS, Giovanni Staunovo, memperingatkan bahwa perdagangan minyak jangka pendek akan tetap bergejolak karena investor mempertimbangkan dampak tarif tersebut, sanksi terhadap energi Rusia, serta kekhawatiran perlambatan ekonomi di negara-negara konsumen utama.

Baca Juga

Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Green Skilling 18 Bahas Peran Sertifikasi PEFC/IFCC

Dari sisi kebijakan moneter, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan hari Rabu. Namun, The Fed tidak memberikan sinyal jelas mengenai kapan mereka akan mulai menurunkan biaya pinjaman. Ketidakpastian ini dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak ke depannya.

Para pelaku pasar juga menantikan pertemuan menteri OPEC+ yang dijadwalkan pada 3 Februari. Fokus utama pertemuan ini adalah keputusan mengenai rencana peningkatan pasokan mulai April. Pekan lalu, Presiden Trump sempat meminta OPEC+ untuk menurunkan harga minyak, tetapi hingga kini belum ada respons resmi dari kelompok tersebut. Para delegasi menyatakan bahwa kemungkinan perubahan kebijakan pada pertemuan Februari masih kecil.

Sementara itu, kekhawatiran terhadap pasokan global sedikit mereda setelah National Oil Corp Libya melaporkan bahwa aktivitas ekspor berjalan normal. Hal ini terjadi setelah negosiasi dengan para pengunjuk rasa yang sebelumnya mengancam akan menghentikan pemuatan di salah satu pelabuhan minyak utama Libya. Meski demikian, risiko gangguan pasokan dari Libya tetap ada mengingat kondisi geopolitik negara tersebut yang masih bergejolak.

Dalam menghadapi ketidakpastian pasar minyak, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan harga dengan strategi yang fleksibel. Dengan tekanan jual yang masih dominan, peluang koreksi harga tetap terbuka, namun potensi rebound juga bisa dimanfaatkan sebagai peluang trading. Dinamika kebijakan global, keputusan OPEC+, serta perkembangan ekonomi utama akan menjadi faktor penentu arah pergerakan minyak ke depan.

Press Release ini juga tayang di VRITIMES

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Seedbacklink affiliate

Baca Juga

Bisnis

Kripto Tawarkan Potensi Ekonomi Lebih Besar dan Legal Dibanding Judi Online

9 Mei 2025
Bisnis

Konsisten Dukung Konektivitas, Pelindo Solusi Logistik Lanjutkan Mobilisasi Gerbong KRL

9 Mei 2025
Bisnis

Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam

9 Mei 2025
Bisnis

Keramba Apung: Hindari 5 Kesalahan Fatal Ini Agar Usaha Anda Tak Rugi!

9 Mei 2025

Follow US

Seedbacklink
© 2024 IDBanten.com. All Rights Reserved.
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?