IDBanten.comIDBanten.com
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kabupaten Tangerang
    • Kota Tangerang
    • Kota Tangerang Selatan
  • Banten
    • Kabupaten Serang
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Kota Serang
    • Cilegon
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Keagamaan
  • Gaya Hidup
  • Travel
Font ResizerAa
Font ResizerAa
IDBanten.comIDBanten.com
  • Home
  • Kab. Tangerang
  • Kota Tangerang
  • Tangerang Selatan
  • Kab. Serang
  • Kota Serang
  • Cilegon
  • Lebak
  • Pandeglang
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Keagamaan
  • Gaya Hidup
  • Travel
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Follow US
© 2024 IDBanten.com. All Rights Reserved.
IDBanten.com > Bisnis > Dari Minus Ratusan Juta ke Gerakan Emak-Emak Tanpa Modal: Jalan Terjal Azhary Husni Membangun Haka Land
Bisnis

Dari Minus Ratusan Juta ke Gerakan Emak-Emak Tanpa Modal: Jalan Terjal Azhary Husni Membangun Haka Land

Redaksi 7 Mei 2025
Share
5 Min Read
SHARE

Awalnya, Azhary Husni hanya ingin menyelesaikan satu proyek perumahan. Tapi dari kegagalan yang ia alami, justru lahir sistem pemasaran yang kini memberdayakan ribuan orang, terutama ibu rumah tangga, tuk bisa berpenghasilan besar dari properti tanpa modal sepeserpun.
Baginya, properti bukan sekadar bisnis jual-beli bangunan. Properti adalah alat untuk menggerakkan manusia. Dan kisah ini bukan soal berapa banyak unit yang ia bangun, tapi berapa banyak hidup yang ikut tumbuh bersamanya.

Contents
Ketika Semua Hampir HabisTitik Balik: Mengajak Mereka yang Paling MembutuhkanIbu Ima: Dari Status WhatsApp ke Komisi Dua DigitSistem Sederhana, Akses Tanpa BatasBelajar dan Berkembang: Emak-Emak Jadi Marketer AndalDari Jawa Timur: Kuli Bangunan Jadi Agen PropertiPrinsip yang Tidak Pernah Bergeser: Bantu Karena Pernah Dibantu

Ketika Semua Hampir Habis

Tahun 2016, Azhary mengambil keputusan besar yang mengubah hidupnya: mengambil alih proyek perumahan macet. Ia percaya, dengan sistem yang tepat dan kerja keras, proyek itu bisa hidup kembali.

Nyatanya, yang ia temui jauh dari ekspektasi. Masalah administratif, tumpukan hutang operasional, dan tim yang kelelahan membuat Haka Land nyaris tenggelam. Keuangannya minus ratusan juta rupiah.

“Saya pikir ini soal teknis dan kerja keras. Tapi ternyata ini soal sistem dan cara pandang. Kami coba segala cara, tapi tetap buntu,” kenangnya.

Baca Juga

Relish Moves! – Serunya Berolahraga di Tengah Kota Jakarta Bersama Relish Bistro

Titik Balik: Mengajak Mereka yang Paling Membutuhkan

Saat itulah Azhary berhenti melihat hanya pada tim internal. Ia mulai memperhatikan lingkungan di sekitarnya yakni ibu-ibu yang kehilangan pendapatan karena suami mereka di-PHK, mahasiswa yang butuh biaya kuliah, dan pekerja swasta yang mencari penghasilan tambahan.

Dari sana, ia mencoba satu hal: membuka skema freelance penjualan properti.

Yang mengejutkan, antusiasme terbesar justru datang dari mereka yang tak punya latar belakang properti seperti ibu-ibu rumah tangga.

“Saya kasih informasi soal komisi penjualan properti. Mereka semangat banget. Padahal hanya perlu posting konten di status WhatsApp atau Instagram. Begitu satu unit terjual, komisinya dua digit. Mereka nggak nyangka,” kisahnya.

Ibu Ima: Dari Status WhatsApp ke Komisi Dua Digit

Salah satu kisah paling berkesan datang dari Ima, ibu rumah tangga yang awalnya hanya mencoba peruntungan. Suaminya kehilangan pekerjaan saat pandemi, dan semua pemasukan keluarga berhenti.

Baca Juga

Relish Moves! – Serunya Berolahraga di Tengah Kota Jakarta Bersama Relish Bistro

Ima mencoba berbagai cara, mulai dari jadi reseller e-commerce hingga bikin konten di TikTok, tapi hasilnya komisinya masih minim. Hingga akhirnya ia dikenalkan pada Haka Land.

“Saya gak percaya awalnya. Masa iya jual rumah bisa dari HP doang?” katanya.

Tetapi desakan ekonomi mendorong Ima untuk mencoba peruntungannya. Ia posting beberapa materi promosi yang sudah disediakan. Tak lama, satu unit terjual. Komisi pertamanya? Lebih dari 10 juta rupiah.

Sistem Sederhana, Akses Tanpa Batas

Kunci dari sistem ini adalah kesederhanaan. Azhary dan tim Haka Land menyiapkan semua materi marketing: desain, copywriting, hingga video. Para mitra cukup membagikan konten itu ke sosial media mereka. Jika ada calon pembeli tertarik, tim internal yang menangani sisanya dari follow up, presentasi, hingga akad.

“Kalau closing, mitra tinggal tunggu kabar dan terima komisi,” jelas Azhary.

Tidak perlu pengalaman. Tidak perlu stok barang. Tidak perlu keluar rumah.

Belajar dan Berkembang: Emak-Emak Jadi Marketer Andal

Ima tak berhenti di penjualan pertama. Ia mulai belajar lebih dalam, menyisihkan sebagian komisinya untuk ikut kelas iklan digital.

“Awalnya saya nggak ngerti Meta Ads, TikTok Ads. Tapi saya pikir, kalau satu unit bisa hasilin segitu, gimana kalau dua atau tiga?”

Kini Ima konsisten closing 2–3 unit per bulan. Semua dari rumah, semua lewat HP. Dan Ima bukan satu-satunya.

Menurut Azhary, ibu-ibu justru paling rajin belajar. Mereka tahu mereka butuh. Dan karena itu, mereka berani bergerak.

“Benar kata orang, emak-emak netizen itu terkuat di muka bumi,” ujarnya sambil tertawa.

Dari Jawa Timur: Kuli Bangunan Jadi Agen Properti

Sistem ini bahkan menjangkau luar Jabodetabek. Salah satu mitra terbaiknya justru berasal dari Jawa Timur, seorang mantan kuli bangunan yang sempat gagal membangun usaha sendiri.

Setelah bergabung dan belajar cara menjual properti via sistem Haka Land, ia berhasil closing dua unit per bulan. Kini, penghasilannya cukup untuk membeli rumah, motor, bahkan berangkat umroh.

“Saya lihat ini bukan cuma soal sistem. Tapi tentang memberikan harapan kepada orang-orang yang selama ini dipinggirkan,” kata Azhary.

Prinsip yang Tidak Pernah Bergeser: Bantu Karena Pernah Dibantu

Azhary tak pernah melupakan akar dari semuanya. Ia bangkit karena ada orang-orang yang dulu membantu saat ia jatuh. Kini, ia merasa giliran dirinya untuk membalas dengan membuka jalan bagi orang lain.

“Ilmu dan jaringan itu kunci. Tapi lebih dari itu, semangat berbagi yang bikin bisnis ini jadi gerakan.”

Ia berharap, makin banyak orang menyadari bahwa bisnis properti bukan hanya milik elite. Justru di balik rumah-rumah yang dibangun, ada kehidupan yang ikut tumbuh; dari ruang tamu kecil di rumah kontrakan, ke komisi dua digit, ke mimpi-mimpi yang perlahan jadi nyata.

Press Release ini juga tayang di VRITIMES

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Ad image
Seedbacklink affiliate

Baca Juga

Bisnis

Tepat Waktu dan Terjangkau: OTP Keberangkatan KAI Capai 99,38%, Kedatangan 95,96% hingga April 2025

10 Mei 2025
Bisnis

178 Ribu Penumpang Manfaatkan Layanan Kereta Api Daop 8 Surabaya Saat Libur Panjang Waisak

10 Mei 2025
Bisnis

Dermaga Apung: Solusi Cerdas Atasi Pasang Surut Laut Indonesia? Ini Faktanya!

10 Mei 2025
Bisnis

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

10 Mei 2025

Follow US

Seedbacklink
© 2024 IDBanten.com. All Rights Reserved.
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?