Harga emas (XAU/USD) kembali mengalami tekanan setelah sebelumnya menunjukkan volatilitas tinggi dalam beberapa sesi terakhir. Pada Kamis (22/5), emas sempat menyentuh level tertinggi dua minggu di $3.345, namun kemudian terkoreksi sekitar 0,48% dan turun ke area $3.289. Menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, tekanan ini terutama dipicu oleh menguatnya Dolar AS dan sentimen pasar terhadap dinamika politik fiskal di Amerika Serikat.
Penguatan Dolar terjadi usai DPR AS menyetujui rencana anggaran dari Presiden Donald Trump, yang membuka jalan bagi kebijakan pemangkasan pajak. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan utang nasional AS hingga $3,8 triliun dalam 10 tahun ke depan, menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO). Meskipun menimbulkan kekhawatiran jangka panjang, untuk saat ini langkah tersebut justru memperkuat Dolar dan menekan harga emas.
Secara teknikal, Andy menilai tren jangka pendek emas masih bullish berdasarkan sinyal dari candlestick dan indikator moving average. Selama harga tidak turun di bawah level support $3.287, peluang untuk naik kembali ke $3.345 masih terbuka. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus support tersebut, emas berpotensi terkoreksi lebih dalam ke bawah area tersebut.
Pada Jumat (23/5), emas kembali bergerak melemah usai data ekonomi AS menunjukkan hasil yang cukup kuat. Indeks PMI Gabungan untuk Mei naik ke 52,1 dari 50,6 di bulan sebelumnya—mengindikasikan pertumbuhan yang lebih cepat di sektor jasa dan manufaktur. Data ini kembali mendukung penguatan Dolar dan membebani logam mulia.
Meskipun demikian, kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal jangka panjang AS tetap memicu minat terhadap emas sebagai aset safe haven. Baru-baru ini, lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat kredit AS dari Aaa menjadi Aa1, menunjukkan penilaian negatif terhadap pengelolaan utang dan defisit negara tersebut.
Di sisi lain, laporan klaim pengangguran mingguan AS menunjukkan angka 227.000, sedikit lebih baik dari perkiraan. Meskipun tidak terlalu signifikan, angka ini menandakan ketahanan pasar tenaga kerja, yang dapat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, pergerakan harga emas dalam waktu dekat diperkirakan tetap berfluktuasi. Jika penguatan Dolar dan data ekonomi positif berlanjut, harga emas bisa terus tertekan. Namun, kekhawatiran fiskal jangka panjang dan ketidakpastian suku bunga akan tetap menjadi penopang daya tarik emas sebagai lindung nilai. Untuk hari ini, Andy Nugraha memperkirakan kisaran pergerakan emas berada di antara $3.287 hingga $3.345, dengan kecenderungan netral hingga bullish.
Press Release ini juga tayang di VRITIMES