Direktur Eksekutif Visi Nusantara, Subandi Musbah, menekankan pentingnya respons yang cepat dan langkah-langkah fundamental dalam pemerintahan provinsi untuk menghadapi tantangan inflasi meskipun ada pertumbuhan ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi di Banten didorong oleh investasi di sektor swasta, terutama di industri kimia dasar dan baja. Ini menjadi tantangan bagi Andra Soni. Ia tidak boleh berpuas diri; perlu ada akselerasi dalam merespons pertumbuhan ekonomi di tengah inflasi yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi global,” ujarnya pada Jumat, 16 Mei 2025.
Subandi menambahkan bahwa Andra Soni seharusnya dapat merencanakan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menekan inflasi, asalkan ia mampu mengorkestrasi timnya dengan baik. Namun, hingga saat ini, pemerintah provinsi Banten masih menghadapi masalah kekosongan jabatan Sekretaris Daerah dan 14 Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Sudah tiga bulan sejak Andra Soni – Achmad Dimiyati Natakusumah menjabat, tetapi kekosongan jabatan Sekda dan 14 Kepala OPD masih belum teratasi. Ini adalah masalah mendasar yang harus segera diselesaikan. Bagaimana bisa menjalankan kebijakan yang efektif jika jabatan strategis masih kosong? Meskipun diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt), kewenangan mereka tetap terbatas,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menilai pertumbuhan ekonomi di Banten masih sangat rentan. Pemerintah provinsi Banten belum mengambil langkah-langkah fundamental untuk melindungi keberlangsungan industri, terutama industri tekstil, yang merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi di Banten. Padahal, Banten telah ditetapkan sebagai salah satu Wilayah Pengembangan Industri (WPI) dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035, yang bertujuan untuk mendorong visi pembangunan industri nasional.
“Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan menurunnya daya beli masyarakat, industri akan menghadapi tantangan besar. Ini bisa berujung pada gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Oleh karena itu, Andra Soni sebagai Gubernur Banten harus segera mengambil langkah untuk meminimalkan risiko turbulensi ekonomi di Banten. Ia harus bertindak cepat, bukan hanya menunggu,” tambahnya.
Upaya untuk memanfaatkan belanja daerah dalam mengendalikan inflasi juga belum berjalan optimal. Meskipun Banten termasuk dalam 10 provinsi dengan realisasi belanja tertinggi, data Kemendagri menunjukkan bahwa serapan belanja daerah masih didominasi oleh belanja operasi, sementara belanja modal yang menyentuh masyarakat masih minim.
“Harapan bahwa belanja daerah dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar dan memperkuat daya beli masyarakat tampaknya tidak terwujud. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menemukan potensi suap dan gratifikasi dalam pengadaan barang dan jasa. Modus yang sering terjadi adalah kickback, di mana imbalan diminta secara diam-diam,” jelasnya.
“Potensi masalah yang diungkap KPK seharusnya bisa dihindari jika Andra Soni segera melantik Sekda dan 14 Kepala OPD. Jika jabatan tersebut hanya diisi oleh pelaksana tugas, akan sulit untuk meminta komitmen dan pertanggungjawaban mereka,” tambahnya.
Melihat kondisi ini, Subandi meragukan kemampuan Andra Soni untuk memanfaatkan pertumbuhan ekonomi Banten secara optimal. Struktur perangkat daerah yang masih banyak diisi oleh pelaksana tugas membuat pemerintahan berjalan lamban. Jika terus dipaksakan, hal ini dapat menyebabkan maladministrasi akibat keterbatasan kewenangan pejabat pelaksana tugas.
“Saya ragu Andra Soni dapat memanfaatkan pertumbuhan ekonomi di Banten untuk kesejahteraan masyarakat jika struktur organisasi Pemprov Banten tidak segera diperbaiki. Diperlukan komitmen yang kuat dari Andra untuk membangun Banten. Jangan sampai tagline Banten Maju, Adil, Merata, dan Tidak Korupsi hanya dianggap sebagai jargon belaka oleh masyarakat,” pungkasnya.
Dengan tantangan yang ada, Subandi Musbah menekankan pentingnya tindakan cepat dan tepat dari pemerintah provinsi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menstabilkan inflasi. Ia berharap Andra Soni dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki situasi ini, sehingga pertumbuhan ekonomi Banten dapat berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Keberhasilan Andra Soni dalam memimpin Banten tidak hanya diukur dari angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuannya untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, dan menjaga stabilitas harga. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi dengan serius,” tutupnya. (*)