Menyambut Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei, dunia pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan baru dimana perguruan tinggi diharapkan tetap relevan, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan persaingan antar kampus yang semakin ketat, inovasi bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan.
Saat ini, biaya pendidikan tinggi yang terus meningkat menjadi salah satu penghambat utama akses pendidikan bagi masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen untuk sektor pendidikan mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, daya beli rumah tangga menengah ke bawah masih tertekan oleh inflasi dan stagnasi pendapatan. Hal ini menyebabkan banyak calon mahasiswa menunda atau bahkan mengurungkan niat untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.
Lebih dari sekadar kurikulum dan fasilitas, mahasiswa kini menuntut kampus yang benar-benar memahami kebutuhan mereka, mulai dari kenyamanan digital, fleksibilitas metode pembelajaran, hingga akses ke solusi finansial yang memadai. Kampus yang gagal merespons kebutuhan ini berisiko kehilangan minat pendaftar dan mengalami penurunan angka retensi mahasiswa.
Chief of Product Growth and Marketing OttoDigital Grace Sunarjo mengatakan, “Mahasiswa dan orang tua kini semakin kritis. Mereka tidak hanya mencari universitas yang bagus secara akademik, tapi juga yang memberikan dukungan menyeluruh, termasuk bantuan keuangan yang fleksibel dan transparan.”
Untuk menjawab tantangan tersebut, OttoDigital menghadirkan OttoEdu, sebuah layanan pembiayaan pendidikan yang memungkinkan mahasiswa mencicil biaya mereka per bulan. Dana disalurkan langsung ke universitas, sehingga penggunaan benar-benar terkontrol dan sesuai kebutuhan akademik.
Salah satu kampus yang telah mengadopsi OttoEdu adalah Universitas Islam Nusantara (Uninus) di Bandung. Melalui kerja sama ini, Uninus memberikan akses lebih luas kepada mahasiswanya untuk mendapatkan pendanaan pendidikan yang terjangkau, sehingga mereka bisa tetap melanjutkan studi meski memiliki keterbatasan finansial.
Agus, mahasiswa Fakultas Ekonomi Uninus, mengatakan bahwa layanan finansial seperti OttoEdu sangat membantu mahasiswa yang menghadapi tantangan biaya kuliah. “Buat saya dan banyak teman-teman lainnya, layanan seperti ini benar-benar jadi penyelamat. Kami bisa fokus kuliah tanpa harus pusing cari dana tiap semester. Saya berharap makin banyak kampus yang menyediakan solusi serupa agar semua orang punya kesempatan yang sama untuk menyelesaikan pendidikan,” ujarnya.
Dengan sistem yang terintegrasi secara digital dan penjaminan dari wali mahasiswa, OttoEdu menawarkan proses yang cepat dan aman, baik bagi institusi pendidikan maupun mahasiswa. Solusi ini menjadi bentuk nyata bagaimana kampus dapat menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap kondisi riil yang dihadapi generasi muda saat ini.
Memperingati Hari Pendidikan Nasional, OttoDigital mendorong lebih banyak perguruan tinggi di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inovatif, humanis, dan berbasis kebutuhan mahasiswa. Karena pada akhirnya, pendidikan yang inklusif bukan hanya soal menerima lebih banyak mahasiswa, tetapi juga memastikan mereka bisa menyelesaikan studi tanpa harus mengorbankan masa depan mereka karena masalah biaya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai OttoEdu, kunjungi www.ottodigital.id.
Press Release ini juga tayang di VRITIMES